Indonesia, Thailand dan 7 Negara Sepakat Berantas Terorisme di Medsos

Pemberantasan penyebaran paham terorisme di media sosial, khususnya di Twitter, menjadi salah satu topik pembahasan dalam pertemuan sub-regional mengenai terorisme. Pertemuan ini diketuai oleh Indonesia dan Australia, dan turut diikuti oleh Thailand, Malaysia, Singapura, Selandia Baru, Filipina, Brunei Darussalam, dan Myanmar.

Menko Polhukam Indonesia Wiranto dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Dalam Negeri Australia, Peter Dutton menuturkan, isu penanggulangan terorisme di media sosial diangkat karena banyak kelompok teroris menggunakan media sosial untuk menyebarkan paham mereka, dan juga mengajari anggota mereka untuk membuat perencanaan aksi teror.

"Hal ini menjadi topik pembahasan, sebab dengan kemajuan teknologi, berkembangnya media sosial dengan menggunakan teknologi yang terus berkembang. Maka, selain nilai positif, proses pembelajaran, komunikasi lebih cepat, e-commerce ternyata terorisme juga menggunakan ini untuk brainwash, mempengaruhi, memberi pelajaran merakit bom, ini semua lewat media sosial," ucap Wiranto pada Selasa (6/11).

"Karena itu kita jadi melakukan pembicaraan bagaimana swasta yang mengelola media sosial dengan pemerintah bisa kerja sama untuk bisa mem-block penggunaan media sosial untuk kepentingan-kepentingan kejahatan," kata Wiranto.

Wiranto menambahkan sudah ada kesepakatan bersama bahwa kelompok kerja  akan mengembangkan apa yang bisa semua pihak lakukan secara efektif, untuk membentuk aksi bersama untuk menanggulangi bagaimana penggunaan media soaial untuk kejahatan bisa diredam.

Sementara itu Mendagri Australia  Peter Dutton menyatakan perusahaan media sosial, seperti Twitter memiliki tanggung jawab untuk mencegah penyebaran paham-paham radikalis dan terorisme di media sosial. Dutton menyambut baik keputusan Twitter yang siap bekerja sama dengan pemerintah untuk memberangus terorisme di media sosial.

"Perusahaan-perusahaan itu harus berbagi tanggung jawab dengan pemerintah, di Australia cukup sulit untuk mengajak perusahaan untuk berdiskusi. Jadi, saya menyambut Twitter hadir di pertemuan ini, sebagai perwakilan perusahaan media sosial. Sangat penting untuk berbagi tanggung jawab," ungkapnya. (sindonews/Tempo)





Share: