Indonesia Tahun Ini Masih Bergantung pada Impor Beras Thailand

Ekspor beras Thailand tahun ini diperkirakan meningkat, dari proyeksi 7,5 juta ton menjadi 8,2 juta ton

>Indonesia diprediksi mengimpor 3,6 - 4,3 juta ton tahun ini, tergantung pada produksi dalam negeri.


Bangkok, Suarathailand- Ekspor beras Thailand tahun ini diperkirakan meningkat, dari proyeksi 7,5 juta ton menjadi 8,2 juta ton, berkat melemahnya nilai tukar baht terhadap dolar AS yang membuat beras Thailand lebih kompetitif di pasar dunia. Hal itu disampaikan Ronnarong Phoolpipat, direktur jenderal Departemen Perdagangan Luar Negeri.

Ia mengatakan ekspor beras Thailand untuk paruh pertama tahun ini adalah 5,08 juta ton, senilai sekitar 117 miliar baht (Rp53 triliun), meningkat 25,12% dari tahun ke tahun.

Selain melemahnya mata uang Thailand, menjadi 35-37 baht per dolar AS, ia mengaitkan peningkatan ekspor dengan permintaan beras Thailand yang lebih tinggi dari dua importir utama, Filipina dan Indonesia.

Ronnarong mengatakan Pemerintah Filipina telah mengurangi bea masuk beras, dari 35% menjadi 15%, berlaku hingga 2028 untuk meredakan inflasi. Filipina mungkin mengimpor sebanyak 4,7 juta ton beras tahun ini.

Indonesia, katanya, diperkirakan akan mengimpor antara 3,6 dan 4,3 juta ton, tergantung pada produksi dalam negeri, sehingga memberikan peluang yang baik bagi eksportir beras Thailand.

Berkat air yang cukup untuk penanaman padi, hasil panen utama Thailand, diperkirakan akan dipanen sepenuhnya pada kuartal terakhir tahun ini, tampaknya akan lebih besar dari hasil panen tahun lalu, kata Ronnarong. Ia menambahkan hasil panen yang lebih tinggi akan menurunkan harga, tetapi akan membuat beras Thailand lebih kompetitif di pasar dunia.

Namun, ia mencatat bahwa hasil panen beras di negara-negara pengekspor beras utama lainnya seperti India, Vietnam, Pakistan, Kamboja, dan Myanmar, juga diperkirakan akan meningkat tahun ini dan ini berarti persaingan yang lebih ketat.

Share: