PM Kamboja Main Akting, Bela 200 Warganya Serang Aparat Thailand di Perbatasan

Pemerintah AS mendesak pemerintah Kamboja dan Thailand untuk meredakan ketegangan.


Kamboja, Suarathailand- Menyusul insiden pada hari Rabu (17 September), di mana warga Kamboja menerobos dan membongkar kawat berduri di Ban Nong Ya Kaeo, Provinsi Sa Kaeo, serta menyerang petugas pengendali massa, otoritas Thailand kemudian menggunakan gas air mata dan peluru karet.

Reuters melaporkan bahwa Menteri Informasi Kamboja, Neth Pheaktra, menuduh pejabat Thailand melintasi perbatasan, dan mengatakan mereka menggunakan "gas air mata, peluru karet, dan alat-alat yang menimbulkan suara bising terhadap warga sipil Kamboja."

Perdana Menteri Kamboja Hun Manet telah mengirimkan surat kepada para pemimpin dunia, meminta dukungan dari komunitas internasional dan blok regional ASEAN untuk menghentikan apa yang ia sebut sebagai "tindakan sepihak Thailand yang berisiko meningkatkan ketegangan dan memperluas konflik", demikian pernyataan pemerintah Kamboja.

Militer Thailand mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa penggunaan kekuatan oleh Thailand merupakan respons terhadap provokasi dari sekitar 200 pengunjuk rasa Kamboja, beberapa di antaranya membongkar barikade pertahanan Thailand, melemparkan tongkat dan batu, serta menembakkan ketapel ke arah pejabat Thailand, yang menyebabkan cedera.

Wilayah yang dimaksud jelas berada di dalam perbatasan Thailand dan bukan bagian dari klaim teritorial Kamboja. Tindakan polisi anti huru hara bertujuan untuk mencegah situasi meningkat menjadi kerusuhan sipil, tambahnya.

Pemerintah AS menyatakan menyadari situasi tersebut dan mendesak pemerintah Kamboja dan Thailand untuk meredakan ketegangan.

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS meminta kedua belah pihak untuk segera menyelesaikan "kerangka acuan" guna membentuk misi pengamat jangka panjang yang terdiri dari negara-negara anggota ASEAN di kedua sisi perbatasan.

Share: