Fung-Wong adalah Topan ke-21 yang akan melanda Filipina pada tahun 2025
Filipina, Suarathailand- Badan-badan penanggulangan bencana Filipina dan unit-unit pemerintah daerah mulai bersiap menghadapi kedatangan Topan Fung-Wong, dengan evakuasi pre-emptif penduduk dari daerah-daerah rawan dan penyimpanan peralatan serta pasokan bantuan.
Fung-Wong — yang dikenal masyarakat setempat sebagai Uwan — telah menguat dan kecepatan angin maksimumnya meningkat menjadi 140 kilometer (87 mil) per jam, dengan hembusan hingga 170 km/jam. Topan ini diperkirakan akan mendarat di pulau utama Luzon pada Minggu malam.
"Uwan diperkirakan akan menguat dengan cepat dan mungkin mencapai kategori topan super malam ini atau besok," kata badan meteorologi negara bagian Pagasa dalam sebuah buletin pada hari Sabtu. "Topan ini juga mungkin mendarat pada atau mendekati intensitas puncaknya sepanjang masa."
Beberapa kota di wilayah ibu kota menghentikan kegiatan belajar mengajar pada hari Senin, sementara beberapa pusat perbelanjaan menawarkan parkir gratis semalam, stasiun pengisian daya, dan Wi-Fi bagi warga terdampak topan, topan ke-21 yang melanda Filipina tahun ini.
“Kami sangat menyarankan warga untuk berpartisipasi dalam evakuasi preemptif,” ujar Marc Rembrandt Victore, Direktur Wilayah 4B Kantor Pertahanan Sipil, kepada stasiun radio DZMM.
Warga di komunitas pesisir dan pegunungan di Provinsi Aurora, yang saat ini berada di jalur badai, disarankan untuk mengungsi, ujar Elson Egargue, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Provinsi, kepada stasiun radio DZMM.
Provinsi tetangga Quirino juga mengimbau warga untuk mencari perlindungan di tempat lain. Kepala Operasi Bencana Provinsi, Jesusa Leal, memperingatkan: “Ini adalah badai yang sangat kuat yang kami perkirakan akan terjadi.”
Seorang pria mandi di tengah sisa-sisa puing-puing permukiman yang rumahnya tersapu banjir akibat Topan Kalmaegi di Talisay, Cebu, Filipina, pada hari Kamis. (Foto: Reuters)
Seorang pria mandi di tengah puing-puing permukiman yang rumahnya tersapu banjir akibat Topan Kalmaegi di Talisay, Cebu, Filipina, pada hari Kamis. (Foto: Reuters)
Korban tewas akibat Kalmaegi, topan terbaru yang melanda negara itu, telah mencapai 204 orang sementara 109 orang masih hilang, menurut data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
Rangkaian badai tropis ini menyoroti skandal korupsi yang sedang berkembang dalam proyek-proyek pengendalian banjir pemerintah senilai miliaran peso, yang telah memicu kemarahan publik.
Filipina dihantam sekitar 20 siklon setiap tahunnya, menjadikannya salah satu negara paling rawan bencana di dunia.




