Masjid menjadi pusat kegiatan keagamaan dan kebudayaan di Thailand, di samping melalui pusat-pusat pendidikan agama--lazim disebut pondok. Di sekolah agama, bahasa yang digunakan adalah bahasa Melayu dan Arab. Para pemimpin pondok biasanya menaruh perhatian yang besar pada masalah shalat dan hukum-hukumnya serta membaca dan menghafal Alquran.
Masjid Pintu Gerbang--biasa juga disebut Masjid Kerisek--menjadi lambang Islam di negeri ini. Berada di gerbang Istana Negara, masjid ini memiliki lebar 15,10 meter, panjang 29,60 meter, dan tinggi 6,5 meter. Masjid Pintu Gerbang menjadi penghulu masjid-masjid lainnya di Thailand Selatan.
Masjid lain yang menjadi syiar Islam di Thailand adalah Masjid Shalahudin al Ayubi dan Masjid Kulusei. Masjid Shalahudin al Ayubi terletak di Nahofi. Arsitektur bangunannya memiliki kesamaan dengan masjid Madinah dengan dihiasi menara setinggi kira-kira 25 meter. Nama Shalahudin al Ayubi diambil untuk mengenang kemenangan beliau sebagai panglima Islam dalam Perang Salib pada abad ke-12 M.
Dalam sejarahnya, Muslim di Thailand sudah mendiami tanah negeri itu sejak abad ke-17 setelah kedatangan Sheikh Ahmad Qomi, seorang pedagang dari Iran pada 1602. Sheikh Ahmad Qomi lahir di kota Qom, Iran, tahun 1543 Masehi dan pada tahun 1605, hijrah ke negeri Siam. Ia menikah dengan seorang perempuan keluarga kerajaan dan dianugerahi dua anak laki-laki serta seorang anak perempuan. Seiring dengan perjalanan waktu, Muslim pun berkembang, terutama di wilayah selatan negeri ini. (Republika.co.id 27/3/2018)