Dedi Sartiwi (21), mahasiswi asal Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) yang sedang kuliah kerja nyata (KKN) di Provinsi Narathiwat, Thailand, memuji kekompakan warga sekitar yang mayoritas beragama Islam. Dia mengaku merasakan suasana kekeluargaan di lokasinya KKN.
"Saya melihat muslim di Thailand ini sangat kompak. Saya merasakan keislaman dan kekeluargaan di Nartahiwat," kata Dedi di sekolah berbasis agama Islam Attarkiah Islamiah Institute, Triat Road, Bangnak Subdistrict, Muang District, Narathiwat, Thailand, Rabu (4/9/2019).
Dia mengatakan tak ada sikap membedakan antara kaum minoritas dan mayoritas di Narathiwat. Dedi menyebut masyarakat setempat hidup berdampingan satu dengan yang lain.
"Di sini tidak ada membanding-bandingkan antara agama Islam dengan agama lainnya. Meskipun di sini Islam mayoritas, tetapi sebetulnya Islam minoritas di Thailand. Tetapi saya tidak pernah melihat, mendengar dan merasakan ada perlakuan buruk dari kelompok mayoritas kepada yang minoritas," cerita Dedi.
Dia mengatakan warga hidup dengan damai dan berdampingan meski berbeda agama. Menurutnya, tak ada warga yang membandingkan satu agama dengan agama lain.
"Mereka hidup damai, tentram, bahkan di sekolah ini ada yang nonmuslim. Mereka tidak membanding-bandingkan sama sekali," tutur Dedi.
Selain itu, mahasiswi lainnya, Rizki, Kartika Sari, Dewi Puspita, dan Murniyati, yang sedang menjalani program serupa, punya cerita sama dengan Dedi. Mereka mengatakan warga di Narathiwat sangat bersatu.
"Mereka tidak mempunyai perbedaan Islam, semuanya satu," tandas Rizki.
Ahmad (19), pemuda asli Provinsi Pattani, Thailand, yang juga seorang muslim, menceritakan, Kerajaan Thailand memperlakukan kaum minoritas dengan baik. Pihak kerajaan membangun masjid agung di setiap provinsi.
"Ada lebih dari 70 provinsi di Thailand. Di setiap provinsi, Kerajaan membangun masjid agung untuk kami dengan uang Kerajaan. Kami juga difasilitasi untuk mendapat beasiswa," tutur Ahmad. (detik.com)