Catatan Penting Hasil Perundingan Damai Soal Perbatasan Thailand dan Kamboja

Hasil perundingan damai tentang perbatasan Thailand dan Kamboja menghasilkan 13 poin kesepakatan kedua negara. 


Kuala Lumpur, Suarathailand- Pertemuan Komite Perbatasan Umum (GBC) untuk membahas konflik Thailand-Kamboja, yang diselenggarakan di Kuala Lumpur pada 7 Agustus, telah berakhir. 

Ke-13 poin kesepakatan yang dicapai antara kedua pihak telah menjadi berita utama di berbagai media.

Namun, ada beberapa pengamatan tambahan yang mungkin patut dipertimbangkan:

1. Kesepakatan gencatan senjata di tingkat perjanjian resmi pemerintah antara kedua negara merupakan langkah politik yang positif, karena akan membantu meredakan ketegangan dalam konflik. Intinya, ini merupakan "de-eskalasi perang."

2. Mengingat sifat konflik internasional, kita tidak dapat mengharapkan GBC untuk melakukan lebih dari apa yang telah dicapai. Peran komite adalah untuk menetapkan arah dan langkah-langkah untuk mengatasi masalah yang dihadapi.

3. GBC adalah komite di tingkat politik, sehingga kesepakatan yang dicapai di tingkat ini berfungsi sebagai arah kebijakan, dengan kerangka kerja yang jelas untuk gencatan senjata.

4. Untuk menutup pertemuan GBC, isu-isu rinci didelegasikan ke pertemuan komite tingkat yang lebih rendah, khususnya diskusi tingkat militer.

5. Untuk memastikan gencatan senjata terlaksana secara praktis, "Komite Perbatasan Regional" (RBC) harus mengambil kebijakan yang disepakati dalam pertemuan GBC dan menerjemahkannya ke dalam langkah-langkah yang dapat ditindaklanjuti.

6. Agar RBC berfungsi secara efektif, para pemimpin militer dari kedua belah pihak harus menyepakati kerangka kerja yang ditetapkan oleh GBC. Hal ini akan menjadi lebih jelas ketika pertemuan RBC diadakan dua minggu lagi, untuk menentukan sejauh mana proses ini dapat berjalan.

7. Meskipun gencatan senjata harus dipantau, dalam hal ini, hanya "Tim Pengamat Sementara" (IOT) dari Malaysia yang ditugaskan untuk mengamati situasi. Hal ini akan membutuhkan tindak lanjut yang cermat dari ASEAN untuk memantau perkembangannya.

8. Perjanjian GBC tidak membahas isu-isu utama di masa mendatang seperti pengurangan kekuatan militer dari kedua belah pihak, langkah-langkah untuk mengurangi konfrontasi militer, dan pengelolaan ladang ranjau darat Kamboja, yang dapat menimbulkan tantangan.

9. Isu yang mendesak saat ini adalah memastikan gencatan senjata dilaksanakan dengan benar sesuai kerangka kerja yang disepakati di Malaysia. Hal ini tetap menjadi poin penting yang perlu dipantau.

10. Tantangan signifikan di masa mendatang adalah menangani kehadiran militer di wilayah yang diklaim haknya oleh kedua belah pihak. Isu ini kemungkinan perlu dibahas secara rinci terkait garis perbatasan, sebuah tugas yang menjadi tanggung jawab "Komisi Perbatasan Bersama" (JBC).

11. Pertemuan GBC belum membahas isu-isu utama yang diangkat oleh Thailand, khususnya terkait pembersihan ranjau darat, pemulihan tentara yang gugur, isu kejahatan siber, dan pengendalian wilayah-wilayah tertentu.

12. Keterlibatan kekuatan eksternal utama tetap menjadi isu penting yang perlu dicermati.


Kesimpulan

Observasi di atas menyoroti potensi tantangan di masa mendatang, karena pertemuan GBC tingkat politik telah mengklarifikasi gencatan senjata tetapi membutuhkan tindakan di tingkat militer untuk memastikan implementasi praktis.

Oleh karena itu, pertemuan RBC mendatang dalam dua minggu akan sangat penting dalam menentukan seberapa konkret gencatan senjata ini dan apakah dapat ditegakkan secara efektif. (Profesor Emeritus Dr Surachart Bamrungsuk/TheNation_



Share: