Cadangan Devisa Indonesia di Bawah Singapura dan Thailand


Cadangan devisa bank sentral Indonesia (BI) pada akhir 2018 menyusut  US$ 10 miliar atau sekitar Rp 133 triliun menjadi US$ 120,6 miliar  setara Rp 1.689,3 triliun dari tahun sebelumnya. Meningkatnya kebutuhan  dolar Amerika Serikat (AS) seiring tinginya kebutuhan impor dibarengi  dengan terbatas terbatasnya pasokan dolar AS dari hasil ekspor menjadi  salah satu pemicu berkurangnya cadangan devisa Indonesia. Selain itu, intervensi bank sentral untuk menjaga rupiah agar tidak fluktuatif juga turut menekan cadangan devia BI.

Di  kawasan Asia Tenggara (ASEAN), cadangan devisa BI berada di urutan  ketiga di bawah bank sentral Singapura (MAS) US$ 292,7 miliar dan bank  sentral Thailand (BoT) US$ 205,64 miliar. Seperti diketahui, sejak 1981  cadangan devisa bank sentral Singapura terbesar di kawasan Asia  Tenggara. Sementara bank sentral Laos memiliki cadangan devisa terendah,  yaitu hanya US$ 980 juta.

Hingga akhir September 2019, cadangan devisa Indonesia telah bertambah  US$ 3,67 miliar menjadi US$ 124,3 miliar. Adanya penarikan pinjaman  dalam bentuk dolar AS serta perolehan devisa dari hasil ekspor mendorong  tumbuhnya pundi cadangan devisa BI. (katadata)

Share: