BRN Lakukan Kekerasan Nyata di Thailand Selatan: 38 Orang Tewas, 310 Luka Sepanjang 2025

Statistik ini menjadi pengingat yang kuat akan kekerasan yang terus berlanjut di wilayah Thailand Selatan, meskipun situasi telah mereda sejak awal.


Thailand Selatan, Suarathailand- Memasuki tahun ke-22, kekerasan di tiga provinsi perbatasan selatan yang disebabkan oleh aksi gerakan Barisan Revolusi Nasional (BRN) telah menyebabkan kerusakan yang sangat besar bagi negara. 

Diakui bahwa menyelesaikan masalah kekerasan oleh pemerintah di era mana pun cukup sulit, terutama dalam hal pembangunan dan pemulihan kerusakan yang disebabkan oleh aksi gerakan BRN.

Sepanjang periode kerusuhan yang terjadi pada tahun 2004, dari pengumpulan statistik kerugian akibat peristiwa kerusuhan di tiga provinsi perbatasan selatan dari tahun 2004 hingga 2025, ditemukan total 10.059 insiden kerusuhan yang disertifikasi oleh tiga pihak, dengan total 5.989 korban tewas: 2.849 umat Buddha, 3.133 umat Muslim, 7 umat Kristen, dan 13.445 korban luka: 8.792 umat Buddha, 4.645 umat Muslim, dan 8 umat Kristen.

Melihat statistik tahunan, terlihat bahwa jumlah insiden dan kerugian tertinggi terjadi pada tahun 2007, dengan 1.407 insiden, 892 kematian, dan 1.551 cedera, angka yang mencerminkan parahnya situasi saat itu.

Pada tahun terakhir, 2025, terjadi 93 insiden, yang mengakibatkan 38 kematian dan 310 cedera. Statistik ini menjadi pengingat yang kuat akan kekerasan yang terus berlanjut di wilayah tersebut, meskipun situasi telah mereda sejak awal.

Pemerintah harus mengeluarkan sejumlah besar uang untuk kompensasi bagi penduduk desa dan pejabat, serta untuk pembangunan, perbaikan, dan pemeliharaan gedung, jalan, utilitas, dan berbagai sumber daya negara yang telah dihancurkan oleh gerakan BRN. 

Hal ini juga berdampak pada sistem pendidikan, pariwisata, dan ekonomi yang menurun, serta keselamatan dan keamanan penduduk setempat. Kekerasan yang terjadi saat ini bermula dari keyakinan agama ekstremis gerakan separatis BRN, sebuah perilaku yang patut dikutuk oleh penduduk setempat.

Pada 17 Agustus 2025, Kolonel Polisi Thawee Sodsong, Menteri Kehakiman, dijadwalkan untuk mengunjungi provinsi-provinsi perbatasan selatan untuk memimpin upacara penghormatan bagi dua agama: satu untuk agama Buddha di Wat Tanee Narasamon, sebuah kuil kerajaan di Provinsi Pattani, dan satu untuk agama Islam di Auditorium Sirisawadith, kantor Komite Islam Provinsi Yala. 

Kedua acara ini bertujuan untuk meningkatkan semangat dan mendukung keluarga mereka yang kehilangan orang terkasih dalam kerusuhan tersebut.

Semoga kedamaian, rahmat, dan berkah Allah (swt) tercurah kepada seluruh saudara dan saudari Muslim kita di Thailand Selatan. Tak ada lagi kekerasan yang dilakukan oleh BRN.

Share: