Intelijen Belanda Sebut Rusia Tingkatkan Penggunaan Senjata Kimia Terlarang di Ukraina

Ukraina klaim Rusia telah melakukan 9.000 serangan senjata kimia sejak dimulainya perang skala penuh pada tahun 2022.


Belanda, Suarathailand- Dua badan intelijen Belanda mengatakan Rusia meningkatkan penggunaan senjata kimia terlarang di Ukraina, termasuk gas beracun era Perang Dunia I, kloropikrin.

Intelijen militer Belanda dan dinas keamanan, bersama dengan dinas intelijen Jerman, menemukan penggunaan senjata kimia terlarang oleh militer Rusia telah menjadi hal yang biasa dan standar di Ukraina. Menurut temuan tersebut, militer Rusia menggunakan kloropikrin dan agen pengendali huru hara CS untuk melindungi tentara Ukraina, yang kemudian dipaksa keluar ke tempat terbuka dan ditembak. 

Menteri Pertahanan Belanda Ruben Brekelmans menyerukan sanksi lebih lanjut terhadap Moskow dan dukungan militer yang berkelanjutan untuk Kyiv. Brekelmans, yang tetap menjabat sebagai pejabat sementara setelah pemerintah Belanda runtuh bulan lalu, mengatakan bahwa ia tidak ingin melihat penggunaan senjata kimia menjadi hal yang biasa. 

"Menurunkan ambang batas penggunaan tidak hanya berbahaya bagi Ukraina tetapi juga bagi seluruh Eropa dan dunia," katanya dalam sebuah pernyataan.

Rusia telah menandatangani Konvensi Senjata Kimia, yang melarang penggunaan kloropikrin dan CS sebagai senjata. Pengawas konvensi tersebut, Organisasi Pelarangan Senjata Kimia, atau OPCW, telah menemukan beberapa insiden di Ukraina yang melibatkan CS, tetapi kelompok tersebut belum melakukan penyelidikan penuh, yang harus diminta oleh negara-negara anggota. 

Komite eksekutif OPCW akan mengadakan pertemuan rutin minggu depan untuk membahas konflik di Ukraina.

Pihak berwenang Rusia tidak segera mengomentari temuan tersebut, tetapi mereka telah membantah menggunakan senjata kimia di masa lalu, sebaliknya menuduh bahwa Ukraina telah menggunakan zat terlarang tersebut. 

Menurut Ukraina, Rusia telah melakukan 9.000 serangan senjata kimia di negara itu sejak dimulainya invasi skala penuh pada tahun 2022. Pada tahun 2024, Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa mereka telah mencatat penggunaan kloropikrin terhadap pasukan Ukraina

Share: