Anak Muslim Pattani Sekolah di Lembaga Kerajaan Thailand


Pemerintah Thailand tidak diskriminasi terhadap masyarakat Pattani,   Thailand bagian selatan, khususnya masyarakat beragama Islam untuk   menuntut ilmu di sekolah yang dibangun pihak kerajaan.

Pelajar   yang beragama Islam dan beragama Budha belajar bersama, mulai dari   tingkat sekolah dasar (SD) hingga tingkat sekolah menengah atas (SMA)  di  Sekolah Rajprachanukroh, Provinsi Pattani, Thailand selatan, yang   dibangun Raja ke-9 Thailand, Bhumibol Adulyadej.

"Sekolah ini  dibangun dengan tujuan agar pelajar Muslim dan pelajar  beragama Budha  bisa belajar secara bersama-sama," kata Ketua Sekolah  Rajprachanukroh,  Chanchai Sudjai, di Pattani, Thailand selatan, Rabu  (4/9).

Menurut  dia, melihat kondisi banyak  masyarakat Pattani yang kurang mampu, Raja  ke-9 Thailand Bhumibol  Adulyadej membangun sekolah ini. Sebagian besar  karyawan yang bekerja di  sekolah ini beragama Islam, yakni sekitar 90  persen muslim.

Bahkan, dari 654 pelajar yang bersekolah milik kerajaan ini sekitar 95 persennya beragama Islam. 

Oleh   karena itu, setiap kali ada acara keagamaan umat Islam, karyawan atau   pelajar beragama Budha juga bisa ikut bersama, seperti acara buka puasa   bersama. Namun, apabila ada acara keagamaan umat Budha,  karyawan/pelajar  Muslim tidak boleh ikut.

"Mereka (umat Islam) hanya partisipasi saja atau melihat acaranya tanpa terlibat secara langsung," kata Sudjai.

Berkenaan   dengan ibadah, pelajar Islam dibebaskan untuk melaksanakan ibadahnya.   Bahkan, pihak sekolah membawa siswanya untuk membersihkan masjid di   sekitar sekolah dan belajar di masjid. "Begitu juga pelajar beragama   Budha juga ikut membersihkan kuil yang berada di sekitar sekolah,"   ujarnya.

Dari segi pakaian pun, pihak sekolah tidak  melarang  siswanya menggunakan hijab atau berjilbab asalkan pakaiannya   disesuaikan dengan seragam sekolah. "Tidak ada larangan bajunya menutup   aurat sesuai dengan syariat Islam," kata Sudjai.

Selain  belajar  tentang ilmu pengetahuan, para pelajar juga diberikan pelatihan   membuat kue, menjahit, membatik, cara memijit, bermain musik, menari,   dan lainnya.

Hal itu diberikan agar para pelajar  memiliki  kemampuan atau keterampilan untuk membuat kue, membuat baju dan   lainnya, sehingga usai lulus sekolah bisa membuka usaha secara mandiri. (republika.co.id)

Share: