34 Alquran Kuno dari Indonesia Terjaga Apik di Narathiwat Thailand


Sebanyak 34 kitab suci Alquran dari Indonesia tersimpan apik di sebuah  sekolah swasta berbasis pendidikan agama Islam di Narathiwat, Thailand. Puluhan Alquran itu tiba di Narathiwat ketika para alim ulama Nusantara  hijrah ke bagian selatan Negeri Gajah Putih itu ratusan tahun lalu.

"Di  museum ini ada kurang lebih 34 Quran. Dari Indonesia, ada dari Jawa  karena di sini orang Indonesia pada ratusan tahun dulu hijrah ke  Pattani," kata Ketua Yayasan Pondok Ahmadiah Islamiah Lutfee H Samea di  sekolah Pondok Ahmadiah Islamiah, Narathiwat, Thailand, Selasa  (3/9/2019).

Alquran-alquran itu ditaruh di lemari kaca. Di bawahnya, disertakan  kalimat keterangan mengenai Alquran itu dalam berbagai bahasa Thailand,  Arab, dan Melayu.



Lutfee bercerita dahulu kala, Pattani, salah satu provinsi di Thailand  yang bersebelahan dengan Narathiwat, merupakan 'Serambi Mekkah'. Tak  hanya ulama Nusantara, ulama dari negara Timur Tengah juga berdatangan  ke Pattani dan menyebarkan Islam.


"Dulu kawasan ini, kawasan para  alim ulama bertamadun dari Arab, dari Yaman, tinggal di Pattani.  Sebagaimana Aceh, dulu gelar daerah ini Serambi Mekkah, satu ketika  dulu," ujar Lutfee

"Karena banyaknya ulama dari Yaman, Persia,  Cham, Jawa, India duduk di sini, bertamadun. Tidak hanya Melayu dan  Indonesia," sambung dia.

Lutfee menjelaskan Alquran tertua dari Indonesia yang ada di museum  Ahmadiah Islamiah selesai ditulis pada 1634. "Penulisnya Syekh Nuruddin  Mohammad Hamid Roniri, kemungkinan beliau dari ujung Indonesia, dari  Samudra Pasai," ucap dia.

Karena banyaknya Alquran kuno yang  tersimpan di sekolahnya, Lutfee menuturkan terjalin kerja sama antara  pihaknya dengan Taman Mini Indonesia Indah dalam hal penelitian.

"Kami  juga bekerja sama dengan Taman Mini. Kami bersama membuat penelitian 34  Alquran ini. Ada 3 sampai 4 orang dari TMII datang kemari untuk riset,"  tutur Lutfee.

Untuk menjaga Alquran agar tak rusak meski lapuk  termakan waktu, Lutfee mempekerjakan beberapa orang yang disebut 'tenaga  pemeliharaan' mulai dari warga negara Turki, Malaysia dan Thailand  sendiri. "Dirawat dengan bahan-bahan tradisional, tidak ada (bahan  kimia)," terang Lutfee.

Dia berharap pelestarian Alquran kuno di museumnya dapat terus dilakukan  oleh generasi muda Islam. Lutfee ingin museumnya menjadi tempat  penelitian bagi generasi muda yang mendalami ilmu agama.

"Harapan  saya dalam melestarikan Alquran ini, supaya koleksi museum dapat  terawat dengan baik. Menjadi satu tempat kajian bagi anak-anak generasi  mendatang untuk tahu kehebatan orang Melayu yang benar-benar bertamadun  tulis Quran," jelas dia.


Share: