1.750 Orang Tewas Akibat Bencana Alam di ASIA, Aceh Terbanyak Korban Meninggal

Ratusan orang masih hilang karena hujan lebat menimbulkan bahaya baru di Indonesia dan Sri Lanka.


Suarathailand- Aljazeera melaporkan tim penyelamat dan relawan telah berjuang keras untuk membantu jutaan orang yang terdampak banjir dan tanah longsor di beberapa wilayah Asia. 

Jumlah korban tewas resmi akibat bencana yang dipicu oleh perubahan iklim ini telah meningkat menjadi lebih dari 1.750 orang di negara-negara yang paling parah terkena dampaknya, yaitu Indonesia, Sri Lanka, dan Thailand.

Di Indonesia, setidaknya 914 orang dipastikan meninggal dunia dan 389 orang masih hilang, menurut data terbaru pada hari Sabtu dari pulau Sumatra di provinsi Aceh, di mana lebih dari 800.000 orang juga telah mengungsi.

Di Sri Lanka, pemerintah telah mengonfirmasi 607 kematian, dengan 214 orang lainnya hilang dan dikhawatirkan tewas, dalam apa yang disebut oleh Presiden Anura Kumara Dissanayake sebagai bencana alam paling menantang di negara tersebut.

Banjir juga menyebabkan setidaknya 276 kematian di Thailand, sementara dua orang tewas di Malaysia dan dua orang tewas di Vietnam setelah hujan deras memicu lebih dari selusin tanah longsor, menurut media pemerintah.

Di Sumatra, Indonesia, banyak korban masih berjuang untuk pulih dari banjir bandang dan tanah longsor yang melanda pekan lalu karena Badan Meteorologi Indonesia memperingatkan bahwa Aceh dapat mengalami "hujan sangat deras" hingga Sabtu, dengan Sumatra Utara dan Barat juga berisiko.

Gubernur Aceh Muzakir Manaf mengatakan tim tanggap darurat masih mencari jenazah di lumpur "setinggi pinggang".

Namun, kelaparan merupakan salah satu ancaman paling serius yang kini menghantui desa-desa terpencil dan sulit diakses, ujarnya.

"Banyak orang membutuhkan kebutuhan dasar. Banyak daerah yang masih belum tersentuh di daerah terpencil Aceh," ujarnya kepada wartawan.

"Orang-orang tidak mati karena banjir, tetapi karena kelaparan. Begitulah adanya."

Seluruh desa telah hanyut di wilayah Aceh Tamiang yang diselimuti hutan hujan, kata Muzakir.

“Wilayah Aceh Tamiang hancur total dari hulu hingga hilir, hingga ke jalan dan laut.

“Banyak desa dan kecamatan kini hanya tinggal nama,” ujarnya.

Di Sri Lanka, di mana lebih dari dua juta orang – hampir 10 persen dari populasi – terdampak, para pejabat memperingatkan pada hari Jumat bahwa hujan lebat yang terus berlanjut dapat menyebabkan risiko tanah longsor baru.

Pusat Manajemen Bencana (DMC) Sri Lanka mengatakan lebih dari 71.000 rumah rusak, termasuk hampir 5.000 rumah yang hancur akibat banjir dan tanah longsor pekan lalu.

DMC mengatakan pada hari Jumat bahwa hujan diperkirakan akan turun di banyak wilayah negara itu, termasuk wilayah tengah yang paling parah terdampak, memicu kekhawatiran akan terjadinya tanah longsor lagi, yang menghambat operasi pembersihan.

Perubahan iklim dan penebangan berkontribusi terhadap bencana

Banjir pekan lalu terjadi ketika dua topan dan satu siklon menyapu wilayah tersebut secara bersamaan, menyebabkan hujan lebat, yang menurut para ahli kepada Al Jazeera semakin mungkin terjadi karena perubahan iklim. perubahan.

Penebangan liar, yang sering dikaitkan dengan permintaan global akan minyak sawit, juga berkontribusi terhadap parahnya bencana di Sumatera, di mana foto-foto pascabencana menunjukkan banyak batang pohon hanyut ke hilir.

Indonesia termasuk di antara negara-negara dengan kehilangan hutan tahunan terbesar akibat pertambangan, perkebunan, dan kebakaran, dan telah mengalami penebangan hutan hujan tropis yang lebat dalam beberapa dekade terakhir.

Menteri Kehutanan Indonesia, Raja Juli Antoni, mengatakan pada hari Jumat bahwa pihaknya mencabut izin penebangan 20 perusahaan, yang mencakup area seluas 750.000 hektar (1,8 juta acre), termasuk di wilayah terdampak banjir di Sumatera, lapor kantor berita Antara.

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq juga "segera" menghentikan aktivitas perusahaan kelapa sawit, pertambangan, dan pembangkit listrik yang beroperasi di hulu wilayah terdampak bencana di Sumatera Utara pada hari Sabtu, menurut Antara.

Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Toru dan Garoga merupakan kawasan strategis dengan fungsi ekologis dan sosial. "Itu tidak boleh dikompromikan," kata Hanif.

Febi Dwirahmadi, koordinator program Indonesia untuk Pusat Lingkungan dan Kesehatan Populasi di Griffith University, Australia, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa tutupan hutan hujan "bertindak seperti spons" yang menyerap air saat hujan deras.

Setelah deforestasi, yang juga berkontribusi memperburuk perubahan iklim, tidak ada yang dapat memperlambat curah hujan deras saat memasuki perairan, kata Dwirahmadi.

Share: