114 Insinyur Indonesia Kembangan Jet Tempur KF-21 di Korsel

Proyek kerja sama pengembangan jet tempur KF-21 ini Korsel memegang 80 persen saham dan Indonesia 20 persen.

Pemerintah Indonesia diketahui berambisi untuk bisa memproduksi pesawat jet pribadi.

Oleh sebab itu sebanyak 114 insinyur dikirimkan pemerintah Indonesia untuk bergabung dalam proyek pengembangan pesawat jet tempur KF-21 Boramae di Korea Selatan (Korsel).

Dilansir Zonajakarta.com dari situs The Defense Post, menyebutkan 32 insinyur Indonesia yang beberapa waktu lalu meninggalkan proyek pengembangan pesawat jet tempur KF-21 Boramae telah kembali bergabung dalam proyek tersebut.

Kembalinya 32 insinyur Indonesia dalam proyek pengembangan pesawat jet tempur KF-21 Boramae disebut akibat permasalahan pembayaran.

“Para insinyur khawatir bahwa negara mereka akan keluar dari program (pengembangan pesawat jet tempur KF-21 Boramae),” dikutip Zonajakarta.com dari artikel The Defense Post 28 Agustus 2021.

Dijelaskan pula hal ini terjadi lantaran pemerintah Indonesia menghentikan pembayaran pada proyek tersebut.

Sebelumnya diketahui bahwa Indonesia telah menginvestasikan uang senilai 227,2 miliar won Korea Selatan (US$ 195 juta).

Oleh sebab itu pemerintah Indonesia masih harus membayar biaya untuk terus bergabung dalam proyek tersebut sebanyak 700 miliar won ($600 juta).

Adapun total biaya tersebut sebagaimana Zonajakarta.com lansir dari Kantor Berita Yonhap merupakan 20 persen dari total keseluruhan anggaran dalam pengembangan pesawat jet tempur KF-21 Boramae.

Di sisi lain, Bagian Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) Korsel menyebut bahwa pihaknya kembali menerima 32 insinyur Indonesia dalam proyek pengembangan pesawat jet tempur KF-21 Boramae.

Namun DAPA juga menyebut bahwa Indonesia hingga saat ini masih belum melunasi sisa pembiayaan yang harus dibayarkan dalam proyek pesawat jet tempur KF-21 Boramae.

"Kami akan melakukan yang terbaik untuk mengadakan pembicaraan tingkat kerja sesegera mungkin dan menyimpulkan diskusi tentang masalah pembayaran," kata Jung Kwang-sun, yang memimpin program KF-21 Boramae.

Sebagai tambahan informasi, pesawat jet tempur KF-21 Boramae merupakan pesawat tempur generasi 4,5 yang diproduksi oleh Korean Aerospace Industries (KAI).

Dalam proyek kerja sama pengembangan pesawat tersebut, Korea Selatan memegang 80 persen saham sedangkan Indonesia 20 persen.

KF-21 Boramae merupakan pesawat bermesin ganda dan akan tersedia dalam versi kursi tunggal dan dua kursi.



Share: